Selasa, 14 Mei 2013

Cinta?

Hari ini tepat 15 bulan hubunganku dengan Doni -- lelaki yang sampai detik ini masih tetap aku cinta, masih tetap menjadi skala prioritasku walau kesalahannya membuatku membencinya, juga membenci hiduku. Hubungan kami 15 Bulan juga jika kami masih bersama-sama menjalin hubungan sebagai pasangan. Hubungan kami berakhir tepat 3 hari sebelum kami menginjak angka 15 bulan. Waktu yang tidak sebentar bagiku, karena baru kali ini aku bisa melangkah sejauh ini, selama ini, 15 Bulan -- ya ya ya, kurang 3 hari. Tapi jika di ingat-ingat hubungan kami memang tidak benar-benar terjalin 15 bulan, kami pernah beberapa kali putus dan sempat tidak berkomunikasi. Doni type orang yang memiliki pola fikir jika hubungan sudah berakhir maka sudah tidak harus menjaga hubungan lagi. Dan aku orang yang sangat bertolak belakang dengan cara berfikir Doni. Aku type orang yang jika hubungan ku berakhir dengan kekasih aku, aku tetap akan menjaga hubungan baik dengan mereka -- sebagai teman tentunya. Di khianati seseorang, di hancurkan, di abaikan, bukan alasan bagiku untuk memutuskan hubungan baik dengan mereka. Bagiku, walau hatiku disakiti, itu bukan alasan bagiku untuk memutuskan hubungan baik, toh bagaimanapun mereka pernah aku dambakan, pernah aku banggakan dan pernah memberikan hidupnya untukku. Dan sebagai makhluk sosial, untuk apa munafik, entah kapan, aku pasti membutuhkan mereka, dalam dunia kerja misalnya. Tapi, kali ini Doni beberapa kali melanggar peraturan yang Ia buat sendiri, beberapa kali dia menghubungiku, aku juga sesekali menghubunginya, ya memang tidak senyaman biasanya, sekarang sedikit agak kaku. Tapi aku memaklumi, kami toh bukan sepasang kekasih lagi.

Tapi ada perubahan yang sangat mencolok yang aku rasakan, aku sempat bertemu kembali dengannya -- bukan hanya bertemu, Doni mengajakku untuk nonton bioskop hari ini, tapi aku menawarkan diri untuk menemaninya bertemu dengan seorang dosen pembimbingnya di pusat kota. Dengan cara ini aku menunjukkan bahwa aku memang tidak pernah membiarkannya sendiri dalam menghadapi masa-masa tersulit kuliahnya -- skripsi. Walau sudah tidak ada hubungan kekasih aku diam-diam memberikan semangat untuknya dalam menjalani masa tersulit kuliahnya melalui gambar-gambar yang sengaja aku buat dengan kata-kata semangat untuknya -- jelas aku juga menshare nya di salah satu jejaring social, kali aja Doni melihatnya. Bahkan aku sempat membbm nya untuk memberikan kata-kata yang bisa membuatnya semangat. Tapi tidak dengannya, aku benar-benar Ia biarkan sendiri. Buktinya hari ini saat Doni menjemputku untuk pergi menemui dosen pembimbingnya, Doni sudah mulai membiarkan aku menyebrangi jalan sendiri, jauh berbeda saat kami masih bersama sebagai sepasang kekasih, Doni pasti langsung mengambil tempat di sisi kananku dan menggandeng tanganku bila menyebrangi jalan. Hari terasa bejalan begitu lama, bukan karena macetnya Jakarta hari ini, bukan juga karena aku menunggu sendiri di mobil saat Doni menemui dosennya. Tapi karena entahlah, hari ini terasa sepi, suasana yang tercipta begitu kaku, omonganku bahkan hanya dijawab seperlunya oleh Doni. Dan yang paling menyedihkannya lagi, aku sudah kalah dengan gadget bagi Doni. Aku sengaja seharian tidak mengeluarkan gadget apapun saat bersama Doni, walaupun sebosan apapun aku, sengantuk apapun aku. Yah, kami memang berbeda, sejak awal kami bersama bahkan. Kamu bisa membayangkan bagaimana rasanya di biarkan sendiri? Padahal selama ini kamu tidak pernah ditinggalkan. Kamu tau rasanya saat kamu selalu dijaga, tapi kali ini kamu dilepaskan? Kamu tau rasanya saat kamu dapat kenyamanan saat bersama orang yang kamu sayang tapi kali ini kamu hanya merasakan kekakuan? Kamu tau rasanya jika gadget sudah mengalahkan kamu di dalam dunia seseorang? Aku merasakannya! Aku bahkan tidak pernah lagi mendapat kata-kata manis di setiap pesan singkatmu. Aku juga sudah tidak pernah mendengar nada lembutmu saat berbicara langsung. Kamu berubah, keadaan berubah. Kita berubah.

Tapi entahlah, aku tidak pernah kehilangan rasa sayangku sedikitpun untuk Doni. Aku masih sering memberikannya semangat tapi tidak dengan Doni, Doni tidak menampakan perhatiannya saat aku benar-benar terjatuh dan membutuhkan semangat. Hubunganku dengan Doni tidak pernah membaik sampai detik ini. Doni sempat menghubungiku lagi kemarin, dia meminta maaf untuk kesalahannya yang membuat hubungan kami kandas. Doni bahkan sudah berjanji untuk tidak meladeni wanita yang menjadi masalah dihubungan kami. Tapi, Doni meminta aku untuk memutuskan hubungan dengan mantan-mantanku. Aku terdiam. Bukan tidak ingin, tapi aku harus memutuskan hubungan seperti apa? Toh aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan mantan-mantanku. Ya, aku sering tidak menanggapi pesan singkat mereka untuk Doni. Doni marah karna aku tidak menyanggupi permintaannya. Yah, aku kira dengan permintaan maafnya akan membuat hubungan kami lebih baik. Ternyata tidak. Entahlah mungkin memang aku harus segera membiasakan diri tanpanya. Bukan menghilangkan rasa sayang yang aku miliki, tapi, membiasakan diri tanpanya. Harusnya aku bisa, karena memang Doni membiarkan aku berjalan sendiri.

Satu yang perlu kamu tau Don, cinta Bella tidak akan memudar. Hanya saja, keadaan yang membiasakan Bella tanpa Doni dan Doni yang telah membiarkan dan melepaskan Bella sendiri sampai saat ini.  Cinta memang tidak perlu sepasang kekasih yang memiliki kesamaan, hanya saja cinta butuh sepasang kekasih yang mau menyatukan perbedaan dengan menekankan ego yang ada. Dan cinta itu suatu kebiasaan, bisa muncul karena dua orang yang sering bersama, dan bisa terkikis karena di biarkan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar